Kuliner Idul Adha 1433H (26Oct12)
Tahun ini agak sedikit berbeda dalam menyambut Hari Raya Idul Adha. Kami, keluarga besar berkesempatan silaturahmi ke rumah handaitaulan sambil mencicipi makanan yang tersedia. Jelas, menu ini agak berbeda. Mau lihat?

Sudah lama nggak ketemu yang namanya kue Maksubah, rasanya tentu manis tapi lebih lembut dari kue lapan jam. Hm, enak bener.
Menurut Wikipedia, Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan di hari raya.

Ketemu juga Kue Lapis Prunes, cobain ah sepotong. Fuih enak banget. Kue ini juga termasuk kue yang bikinnya butuh kesabaran dan banyak membutuhkan telur. Bayangkan setiap kali dipanggang, harus ditungguin, lalu siram lagi lapisan berikutnya.Berapa lapis ya?

Habis makan yang manis2 atau yang berbumbu, rasanya pas banget buat menetralisir lidah dengan mencicipi manisan ini. Tunggu ya… saya bayangin lagi rasanya. hehehehe

Nah kalo ini baru deh masuk ke makanan utama ada ketupat, Malbi (daging seperti rendang tapi manis), sayur buncis, opor ayam, sambel goreng udang dan rendang. Alhamdulillah… sempet cobain sepiring kecil. Kok piring kecil? Iyalah…. masih ada beberapa rumah lain yang harus dikunjungi. hiks.

Ini loh buktinya. Benerkan, saya hanya makan sepiring kecil tapi penuh. Rasanya nikmat loh, rasanya hari ini hari “Free Diet”.

Nah… rasanya nggak lengkap, sudah jauh2 bertandang kalo nggak makan Pempek dulu ya. Saya nemu… dan ini adalah pempek buatan keluarga bukan beli di toko. Jadi rasanya lebih legit, dan berasa ikannya. Cuko? Cukonya juga, asem, pedes campur ebi. Nikmat sekaleee.

Hari kedua, nyempetin nyobain kuliner yang lain, yakni Pindang Ikan Baung. Kalo lihat kuahnya seger bener ya… tapi sayang nggak ada nanasnya. Katanya habis di pasar.

Inget papa-ku nih. Waktu kecil yang memperkenalkan Pindang Ikan Salai (alias ikan asap) ya Papa-ku. Sedikit bernostalgia nggak apa ya. Saya juga perkenalkan ke anak2 tapi mereka nggak ngerti. hahaha. Rasanya khas, ikan kering bau asap, legit dagingnya dan kuahnya juga berbeda dengan pindang ikan patin, menu masakan rumahku yg kuahnya berwarna oranye dan merah. Sedep nian.
Walhasil si adek, tetep cari Udang, makanan kesukaannya. aih Udang apa lobster nih? Oh Udang Galah toh. GEde juga ya.
Masih banyak menu yang lain, tapi saya nggak sempat mendokumentasikannya. Jadi kalo pengen… lihat foto aja ya sambil dibayangin, gimana gitu.
Howdy, You have done a great job. Let me undoubtedly reddit that plus separately recommend for you to friends and neighbors. I believe they’re going to be benefited from this great site.